Beberapa catatan tentang Indeks Harga

Pada tahun 1764, G.R. Carli menciptakan teknik pengukuran perubahan harga-harga yang kini dikenal dengan nama angka-angka indeks, atau indeks harga, meskipun demikian, perkembangan teknik penyusunan angka-angka indeks harga dan lain-lain baru terjadi secara meluas dan intensif pada permulaan abad ke dua puluh.

Indeks harga merupakan petunjuk atau barometer kondisi ekonomi umum. Indeks harga perdagangan besar dapat menggambarkan trend perdagangan. Indeks harga yang diterima dan dibayar petani dapat juga menggambarkan dengan baik sekali trend kemakmuran dan kemunduran kehidupan petani. Indeks harga umum penting artinya bagi pedagang, sebab indeks tersebut dapat merupakan pedoman umum bagi kebijaksanaan penetapan harga dan perencanaan persediaan (stock) perusahaannya. Indeks harga dapat digunakan sebagai deflator. Pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan dengan jalan membagi nilai yang tertentu dengan indeks harga yang sesuai. Proses deflasi ini dinamakan proses deflasi dan pembaginya disebut deflator. Proses deflasi ini berguna sekali bagi para pedagang. Kenaikan nilai jual pada periode yang tertentu dapat disebabkan oleh kenaikan jumlah penjualan atau oleh kenaikan hrga barang-barang yang di jual. Kenaikan jumlah penjualan yang betul-betul terjadi dapat diukur dengan jalan mendeflasikan nilai penjualan dengan indeks harga yang sesuai. Perubahan fisik dari produksi dapat dihitung dengan jalan membagi nilai total produksi dengan indeks harga yang sesuai.

Indeks harga dapat dipakai sebagai pedoman bagi pembelian barang-barang. Harga barang-barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks harga perdagangan besar agar dapat diukur efisiensi pembelian barang-barang yang bersangkutan.

Indeks harga konsumen (I.H.K) dan indeks biaya hidup (I.B.H) merupakan dasar untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa inflasi. Pada asasnya penghitungan upah nyata dapat menggunakan indeks biaya hidup (I.B.H) sebagai deflator.